Irfan Hakim membagikan pengalaman mengenai penampakan makhluk astral atau hantu yang pernah ia saksikan di rumahnya.
"Kejadian itu sudah lama terjadi, sekitar dua tahun yang lalu di pohon ceri. Pokoknya, kita hidup berdampingan dengan makhluk yang tak terlihat," ujar Irfan Hakim kepada media di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, pada Selasa, 30 Mei 2023.
Saat ini, Irfan Hakim tidak terlalu mempermasalahkan keberadaan makhluk astral di sekitar rumahnya.
Irfan Hakim mengakui bahwa ia pernah melihat makhluk astral secara langsung di sekitar rumahnya. Ia menyadari bahwa tidak hanya dirinya, tetapi semua orang sebenarnya hidup berdampingan dengan makhluk tak kasat mata tersebut.
"Intinya, jangan saling mengganggu, baik itu yang terlihat atau tidak. Jika kita baik-baik saja, mereka juga akan baik-baik saja, bahkan bisa memberikan efek yang baik bagi kita," katanya.
"Oleh karena itu, saya berusaha hidup berdampingan dengan pohon dan makhluk tak terlihat ini, bukan hanya bagi mereka yang tinggal di rumah saya saja," lanjutnya.
Irfan juga menceritakan pengalamannya melihat hantu. Pada awalnya, ia mengira sosok tersebut adalah pencuri.
"Ternyata itu hanya lewat saja. Saya pikir itu pencuri, jadi saya mengejar. Namun, kemudian saya sadar Ruko sudah dikunci, jadi siapa yang lewat tadi. Saya memanggil pembantu dan menanyakan siapa yang tadi lewat. Dia bilang tidak tahu. Jadi, begitulah," tambahnya.
Ketika ditanya, Irfan mengaku sudah terbiasa dengan suasana rumah yang demikian. Bahkan, para karyawan di rumahnya juga pernah melihat sosok makhluk astral tersebut.
"Kami tetap santai. Karena sudah terbiasa dengan suasana rumah seperti ini, para karyawan juga sudah terbiasa. Misalnya, mereka pernah mengatakan, 'Tadi terdengar suara cangkul', dan kami hanya berkata, 'Ah, biarkan saja'," ujar Irfan Hakim.
Meski begitu, Irfan Hakim menegaskan bahwa penampakan makhluk astral tersebut tidak terjadi secara sering. Bahkan, mereka menghadapinya dengan sikap santai.
"Tidak sering terjadi. Sebenarnya, hal-hal semacam itu ada di mana-mana, tetapi mungkin karena sensitivitas orang-orang yang berbeda-beda, jadi kami hanya menganggapnya sebagai sesuatu yang menarik dan membiarkannya begitu saja. Toh, itulah hidup," pungkasnya.